Cari Blog Ini

Selasa, 15 November 2016

Kasus Genetika SMA

 Materi SMA mungkin membuat kepala pusing tujuh keliling. kita kadang disuruh memecahkan apa masalah dari sebuah kasus. disitu kadang saya merasa bingung. " yang kena kasus siapa  yang pusing siapa". Betewe saya punya kasus nih gan sama pembahasanya , semoga manfaat ya.
      Seorang perempuan berusia 25 tahun, menikah, datang ketempat praktek dokter karena terlambat haid 2 minggu. Setelah diperiksa, pasien ternyata sedang mengandung dan diperkirakan usia kehamilannya sekitar 6 minggu. Dokter menyarankan pasien agar menjaga kesehatan, makan dan minum yang bergizi untuk tumbuh kembang janinnya. Pasien tampak senang tetapi juga khawatir karena dalam keluarga pasien ada sepupu pasien yang memiliki Sindrom Down dan ada keponakan pasien yang memiliki Polydactily. Pasien bertanya apakah kelainan tersebut merupakan penyakit turunan dan anaknya dapat memiliki kelainan yang sama ? Apakah kelainan itu bisa dicegah?
STEP 1
1.      Sindrom down       : Suatu kelainan genetik pada wanita dan laki – laki pada
                                 kromosom 21.
2.      Polydactily            : Keadaan seseorang dengan jumlah jari yang lebih pada tangan
                                dan kaki.
3.      Penyakit turunan   : Suatu penyakit turunan genetik yang diturunkan oleh induknya  
                                karena memiliki pembawa sifat pada penyakit tersebut.

STEP 2
1.      Bagaimana terjadinya siklus menstruasi ?
2.      Bagaimana proses pembentukan janin ?
3.      Mengapa dokter memberikan nasehat pada usia kehamilan 6 minggu agar ibu hamil
 menjaga pola makan ?
4.      Apakah macam – macam penyakit turunan ?
5.      Bagaimana ciri – ciri pada penyakit polydactily dan sindrom down ?
6.      Mengapa sindrom down dan penyakit polydactily disebut penyakit turunan ?
7.      Apakah penyakit turunan hanya dari induknya saja ?
8.      Apakah penyakit turunan dapat dicegah ?

STEP 3
1.      Siklus menstruasi

Ovum keluar dari ovarium
hormon estrogen,
mensekresikan FSH(meningkat)
●hormon progesteron,mensekresikan LH (meningkat)

Ovum tidak dibuahi ditubafalopi
●hormon estrogen,mensekresikan FSH(turun)
●hormon progesteron,mensekresikan LH(turun)

Terjadi penebalan pada dinding rahim akibat pengaruh hormon LH dan FSH yang menurun. (3 – 7 hari)






S

Terjadi peluruhan, dengan ditandai keluarnya darah pada vagina.
(proses pembentukan ovum kembali kira-kira 21 hari)
 












2.  Proses pembentukan janin :
         1. Sperma beremu dengan ovum terjadi ditubafalopi (fertilisasi)
         2. Ovum yang sudah dibuahi mengalami pembelahan sel (dari 2-4-8-16 dan seterusnya)
             menjadi morulla (5hari)
         3. Morulla keluar dari tuba falopi menuju dinding rahim
         4. Hari ke 6-7 blastula bertautan dengan dinding rahim yang disebut implantasi
             (imlantasi sempurna hari ke 12)
         5. Hari ke 15 blastula berkembang menjadi gantrula
         6. Terjadi perpindahan bentuk sel
         7. Pengorganisasian embrio dala satu sistem sumbu dan membentuk embrio
         8. Dari embrio membentuk 3 lapisan (ektoderm, mesoderm, endoderm)
         9. Tiga lapisan tersebut menyusun terbentuknya janin.
3.  a). Agar menjaga pertumbuhan dan perkembangan janin
     b). Menjaga stabilitas kesehatan janin
     c). Agar memberikan nutrisi gizi tersebut pada janin.
4.  ● Albino
     ● Diabetes Militus
     ●Sindrom Marfan
     ●Sindrom Down
     ●Sindrom Edward
     ●Sindrom Turner
     ●Buta warna
     ●Polydactily
5.  Sindrom Down :
          1) Muka tampak aneh
          2) Tinggi badan relatif pendek
          3) Kepala kecil
          4) Hidung pesek
          5) Jumlah kromosom 47
          6) IQ dibawah rata – rata
          7) Pertumbuhan gigo tidak teratur dan lambat
           8) Sistem imunitas lemah
           9) Garis tangan  1 garis lurus 
Polydactily :
           1). Kelebihan jari pada tangan dan kaki
           2). Jari lebih bersifat pasif pada jari yang lebih tersebut
6.    Karena penyakit tersebut diturunkan oleh induknya yang ditandai dengan kelebihan atau
       kekurangan jumlah kromosom.
7.    Iya , karena pengaru dari induknya sel otosom dan gonosom
8.    Tidak, karena adanya sifat genetik dari induknya.
STEP 4

Penyakit keturunan

Siklus menstruasi

Ciri – ciri Sindrom down

Ciri – ciri Polidactily

Proses pembentukan janin
 











STEP 5
1.      Proses pembentukan janin
2.      Dasar dan pola pewarisan serta mendelisme
3.      Struktur kromosom , DNA dan RNA
4.      Transkripsi dan translasi , serta regulasinya


STEP 6
Belajar Mandiri.
STEP 7
1.      Proses pembenukan janin
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi didaerah ampula tuba uterina yang merupakan bagian terbesar atau terlebar dari tuba dan terletak dekat dengan ovarium.
1)      Tahap fase fertilisaasi :
1.      Fase 1 (korona radiata)
Sperma menembus lapisan korona radiata, dari 300-500 juta se sperma hanya sekitar 500 sel sperma yang dapat menembus korona radiata.
2.      Fase 2 (zona pelucida)
Spermatozoa menembus zona pelucida, dari 500 sel sperma hanya satu sel sperma yang berhasil masuk atau menembus lapisan zona pelucida. Dalam tahap ini spermatozoa mengeluarkan enzim yang berfungsi untuk mempermudah proses masuknya spermatozoa ke dalam membran oosit. Zona pelucida disusun oleh selubus glikoprotein. Pengikatan sel sperma dalam menembus zona pelucida dibantu oleh ligan ZP3 yang merupakan salah satu protein pada zona pelucida.
3.      Fase 3 (Penyatuan membran oosit dan sel sperma)
Spermatozoa yang berhasil menembus zona pelucida selanjutnya akan menyatu atau melebur menjadi satu dengan membran oosit.
Gambar 1. Fertilisasi

2)      Pembentukan zigot
Di dalam zigot terkandung spermatozoa dan ovum yang telah melebur menjadi satu. Zigot mengalami mitosis atau pembelahan menjadi dua sel.

3)      Pembentukan Morulla
Morula terbentuk dari pembelahan zigot dari 2, 4, 8, 16. Pembelahan ini berlangsung di tuba fallopi seiring dengan perjalanan zigot hingga keluar dari tuba fallopi menuju rahim. Zigot yang mengalami pembelahan mitotik sel – sel yang semakin kecil disebut blastomer , sekitar 3 hari setelah pembuahan mudiga atau embrio membelah untuk membentuk morulla.
Gambar 2. Morulla

4)      Pembentukan Blastula
Proses pembentukan blastula ini terjadi setelah zigot meninggalkan tuba fallopi dan menuju ke dinding rahim. Selama perjalanannya di dalam uterus menuju ke dinding rahim. Zona pelucida yang terhimpit karena cairan  nantinya akan membentuk blastocole.
Gambar 3. Blastula

5)      Implantasi
Implantasi atau nidasi adalah proses menempelnya zigot yang telah berkembang ke dinding rahim. Proses implantasi lengkap ± membutuhkan waktu 24 jam.
Gambar 4. Implantasi



6)      Pembentukan Gastrula
                  Proses pembentukan gastrula disebut gastrulasi yang ditandai dengan pembentukan ketiga lapisan germinativum : ektoderm, mesoderm, dan endoderm pada embrio. Diawali dengan pembentukan primitive streak atau garis primitive pada permukaan epiblas pada hari ke 15 dan 16. Sel-sel epiblas bermigrasi ke arah garis primitif yang nantinya berubah menyerupai bentuk seperti botol disebut proses invaginasi. Dalam prosesnya, migrasi dan spesifikasi tersebut dikendalikan oleh FGF 8 (fibroblast growth factor 8). FGF 8 memiliki fungsi antara lain, untuk mengendalikan gerakan dengan menekan ekspresi E-kaderin (protein ysng menyatukan sel-sel epiblas) dan mengendalikan spesifikasi sel ke dalam mesoderm dengan mengatur ekspresi Brachyury (T). Terminasi dari proses invaginasi ini, sebagian sel menggeser hipoblas membentuk endoderm embrional dan sebagian lainnya membentuk mesoderm yang terletak diantara endoderm dan epiblas, pada sel yang tersisa di epiblas akan membentuk ektoderm.
Gambar 5. Gastrulasi
                 

Terbentuknya Korion, Amnion, yolk sac, dan alantois dari pekembangan empat membrane ekstra embrionik.
·         Korion
Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas yang secara sempurna mengelilingi embrio dan membran ekstraembrionik lainnya. Jonjot korion menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai badan jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut janin/fetus.
·         Amnion
Pada awalnya terbentuk sebagai sebuah kubah yang memperbanyak diri dan akhirnya menyelimuti embrio dengan rongga amnion yang berisi cairan. Amnion ini memiliki fungsi diantaranya :
a.       Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan.
b.      Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkannya mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin.
c.       Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrient bagi janin untuk sementara.
d.      Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem pencernaan janin, sistem otot dan tulang rangka, serta sistem pernapasan janin agar berkembang dengan baik.
e.       Menjadi inkubator yang sangat istimewa dan menjaga kehangatan di sekitar janin.
f.       Selaput amnion dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin dan rahim terhadap kemungkinan infeksi.

·         Yolk sac
Bentuknya seperti sebuah kantong yang berisi cairan, tetapi tidak berisi kuning telur. Yolk sac ini terletak di bawah lapisan germinal (proper)  embrio yang sedang berkembang.
·         Alantois
Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Pada mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tall pusat. Alantois membentuk pembuluh darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi dari plasenta ke embrio serta mengeluarkan CO2 dan limbah nitrogen embrio.

Gambar 6. Membran Ekstraembrionik
Perkembangan minggu ke-4 sampai ke-7 disebut masa mudigah yaitu masa terbentuknya jaringan dan sistem organ dari masing-masing lapisan mudigah.

Lapisan mudigah ektoderm akan membentuk :
1)      Sistem saraf pusat
2)      Sistem saraf tepi.
3)      Epitel sensorik telinga, hidung dan mata.
4)      Kulit termasuk rambut dan kuku.
5)      Kelenjar hipifisis, mammae, dan keringat.
6)      Email gigi.
Lapisan mudigah mesoderm akan membentuk :
1)      Jaringan otot.
2)      Jaringa tulang dan tulang rawan.
3)      Jaringan subkutan kulit.
4)      Sistem pembuluh : jantung, vena, arteri, dan kelenjar.
5)      Sistem kemih : ginjal, gonad dan saluran urinaria.
6)      Limpa dan korteks adrenal.
Lapisan mudigah endoderm akan membentuk :
1)      Epitel saluran pencernaan.
2)      Epitel saluran pernafasan.
3)      Kandung kemih.
4)      Epitel kavum timpani dan tuba eustachius.
5)      Tiroid, paratiroid, hati dan pankreas.

2.         HUKUM MENDEL
            Gregor mendel dilahirkan di Austria tahun 1822, dan kemudian menjadi seorang biarawan disebuah biara yang terletak di kota yang sekarang dikenal sebagai Brno Republik Ceko (saat itu merupakan bagian dari kekaisaran Autrohunaria). Ia di beri sebuah kebun kecil dimana ia mengadakan percobaan-percobaan menggunakan kacang ercis. Usaha-usahanya untuk memecahkan misteri misteri genetik di masa nya ternyata berhasil, bahkan melampaui khayalan-khayalan saintifioknya yang paling liar, namun ia tidak tahu kalau ia telah meletakkan dasar permanen bagi apa yang sekarang disebut genetika klasik.  Baru setelah kematian Mendel. Pengamatan-pengamatan dan teori-teorinya diakui sebagai dasar-dasar bagi genetika modern.
Proses penggenerasian dapat dilakukan setelah melakukan pewarisan gen induk terlebih dahulu. Setelah mendapatkan hasil pewarisan gen induk maka proses penggenerasian dapat dilakukan dengan ememilih salah satu hasil pewarisan gen induk dan kemudian disilangkan dengan gen pasangan. Kemudain disilangkan dengan gen pasangan. Kemudian melakukan penghitungan pewarisan gen tersebut.

Gen Induk : ayah X ibu
                        (XY)  X (XXh)

Generasi 1 :

X
Xh
X
XX
XXh
Y
XY
XhY

Generasi II : (XhY) X (XX)

X
X
Xh
XXh
XXh
Y
XY
XY

(XY) X (XXh)

X
X
Xh
XXh
XXh
Y
XY
XY


I.         Hasil pewarisan generasi pertama terdiri dari :
a.       Anak perempuan normal (XX) = 1 (satu) peluang pewarisan
b.      Anak laki-laki normal (XY) = 1 (satu) peluang pewarisan
c.       Anak perempuan karier (XXh) = 1 (satu) peluang pewarisan
d.      Anak laki-laki penderita (XhY) = 1 (satu) peluang pewarisan

II.         Anak perempuan normal (XX) generasi pertama disilangkan dengan anak laki-laki penderita (XhY) dari persilangan tersebut menghasilkan generasi kedua yang terdiri dari:
a.       Anak perempuan karier (XXh) = 2 (dua) peluang pewarisan
b.      Anak laki-laki normal (XY) = 2 (dua) peluang pewarisan

III.         Anak perempuan karier (XXh) generasi pertama disilangkan dengan anak laki-laki normal (XY) dari persilangan tersebut menghasilakn generasi kedua yang terdiri dari :
a.       Anak perempuan normal (XX) = 1 (satu) peluang pewarisan
b.      Anak laki-laki normal (XY) = 1 (satu) peluang pewarisan
c.       Anak perempuan karier (XXh) = 1 (satu) peluang pewarisan
d.      Anak laki-laki penderita (XhY) = 1 (satu) peluang pewarisan

Dari pewarisan 2 generasi tersebut maka dihasilkan 12 peluang pewarisan yang terbagi menjadi;
XX = 2 , XY = 2, XXh = 2, dan XhXh = 0 .

3.      GEN, KROMOSOM dan DNA
Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang).
Jumlah Kromosom Makhluk Hidup. Manusia Memiliki 46 Kromosom


Gambar 8. Kromosom

Gambar 9. DNA


Gambar 10. RNA
·         Perbedaan DNA dan RNA
Letak perbedaan
DNA
RNA
Letak
Terurama dalam inti sel (nukleus), juga ada di mitokondria, plastida, dan sentriol
Dalam sitoplasma, terutama dalam ribosom, inti sel
Struktur
Membentuk rantai ganda (double helix) panjang
Membentuk rantai tunggal pendek
Fungsi
Mengendalikan faktor keturunan dan sintesa protein. Kadarnya tidak dipengaruhi oleh kecepatan sintesis protein
Berhubungan dengan sintesa protein. Kadarnya dipengaruhi oleh kecepatan sintesis protein
Basa nitrogen
Purin: Adenin (A) dan Guanin (G)
Pirimidin: Sitosin (S) dan Timin (T)
Purin: Adenin (A) dan Guanin (G)
Pirimidin: Sitosin (S) dan Urasil (U)
Gugus gula
Deoksiribosa (ribose yang kekurangan 1 atom oksigen)
Ribosa




4.      SINTESIS PROTEIN
TRANSKRIPSI
Transkripsi merupakan tahapan penting dalam sintesis protein atau ekspresi gen. Proses transkripsi terjadi pada nukleus (prokaryotik: nukleoid) di mana DNA diterjemahkan menjadi kode-kode dalam bentuk basa nitrogen membentuk rantai RNA yang bersifat single strain. Namun, pada rantai RNA yang terbentuk basa Timin digantikan dengan basa Urasil. Pada prokaryotik, rantai RNA langsung ditranslasikan sebelum transkripsi selesai. Sedangkan pada eukaryotik, rantai di bawah menuju sitoplasma (ribosom) untuk ditranslasi menjadi produk gen. Pembentukan RNA pada proses transkripsi melibatkan enzim RNA polymerase.
Transkripsi           DNA           RNAm
·         Proses transkripsi dilakukan oleh RNAm pada
            DNA sense
·         Proses pembukaan di bantu oleh enzim endonuklease retriksi : Eco RV
·         Terminasi terjadi ketika RNA polimerasi bertemu “ Sekuene nukleotida terminator”

Transkripsi mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan sintesis/replikasi DNA, yaitu :
1.      Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat. Bedanya dengan sumber basa untuk sintesis DNA hanyalah pada molekul gula pentosanya yang tidak berupa deoksiribosa tetapi ribosa dan tidak adanya basa timin tetapi digantikan oleh urasil. Jadi, keempat nukleosida trifosfat yang diperlukan adalah adenosin trifosfat (ATP), guanosin trifosfat (GTP), sitidin trifosfat (CTP), dan uridin trifosfat (UTP).
2.      Adanya untai molekul DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah satu di antara kedua untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis molekul RNA. Untai DNA ini mempunyai urutan basa yang komplementer dengan urutan basa RNA hasil transkripsinya, dan disebut sebagai pita antisens. Sementara itu, untai DNA pasangannya, yang mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa RNA, disebut sebagai pita sens. Meskipun demikian, sebenarnya transkripsi pada umumnya tidak terjadi pada urutan basa di sepanjang salah satu untai DNA. Jadi, bisa saja urutan basa yang ditranskripsi terdapat berselang-seling di antara kedua untai DNA. 
3.      Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya arah sintesis DNA.
4.      Gugus 3’- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5’- trifosfat pada nukleotida berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua atom pirofosfat anorganik (PPi). Reaksi ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi DNA. Hanya saja enzim yang bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA polimerase. Perbedaan yang sangat nyata di antara kedua enzim ini terletak pada kemampuan enzim RNA polimerase untuk melakukan inisiasi sintesis RNA tanpa adanya molekul primer.  


Regulasi transkripsi
•  Regulasi negatif: gen selalu diekspresikan, dan berhenti bila terdapat protein represor  
   yang menempel pada DNA.
•  Regulasi positif: gen selalu tidak diekspresikan, dan diekspresikan bila terdapat protein
   (aktivator) yang DNA menempel pada DNA.
Gambar 7. Transkripsi

Translasi
       Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik oleh tRNA ke dalam urutan asam       amino. Translasi menjnadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP.
-          RNA yang terdapat disini adalah RNAt
-          Proses terjadinya translasi itu terjadi di sitoplasma
-          Kodon start atau kodon inisiasi (AUG) dan mulai mentranslasikan sekuanes muklleotidanya menjadi sekuens dan asam aminoprotein
-          Terjadi penerjemahan dari koson yang di bawa RNAm ole RNAt
Proses Translasi :
Sebuah molekul mRNA akan terikat pada permukaan ribosom yang kedua subunitnya telah bergabung. Pengikatan ini terjadi karena pada mRNA prokariot terdapat urutan basa tertentu yang disebut sebagai tempat pengikatan ribosom (ribosom binding site) atau urutan Shine-Dalgarno. Sementara itu, pada eukariot pengikatan ribosom dilakukan oleh ujung 5’ mRNA. Selanjutnya, berbagai aminoasil-tRNA akan berdatangan satu demi satu ke kompleks ribosom-mRNA ini dengan urutan sesuai dengan antikodon dan asam amino yang dibawanya. Urutan ini ditentukan oleh urutan triplet kodon pada mRNA. Ikatan peptida terbentuk di antara asam-asam amino yang terangkai menjadi rantai polipeptida di tapak P ribosom. Penggabungan asam-asam amino terjadi karena gugus amino pada asam amino yang baru masuk berikatan dengan gugus karboksil pada asam amino yang terdapat pada rantai polipeptida yang sedang diperpanjang.
Gambar 8. Sintesis Protein
Enzim serta mekanisme kerja enzim
·         Enzim sebagai katalisator dan sangat spesifik
 Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator, senyawa yang meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Enzim berikatan dengan subtrat dan mengarahkannya dengan tepat untuk bereaksi. Enzim juga berperan dalam membentuk dan menguraikan ikatan yang diperlukan untuk membuat produk, membebaskan produk, dan mengembalikan produk ke keadaan semula setelah reaksi selesai. Enzim hanya bereaksi dengan satu set subtrat, dan mengubah subtract tersebut menjadi satu set produk.
·         Klasifikasi enzim
International Union of Biochemists (IUB) mengkelompokan enzim kedalam enak kelas:
1.      Oksidoreduktase: berfungsi mengoksidasi / mereduksi substrat dengan memindahkan hidrogen atau elektron
2.      Transferase: memindahkan gugus tertentu dari molekul donor ke molekul akseptor
3.      Hidrolase: memutus ikatan kovalen dalam substrat dengan penambahan air
4.      Liase: berfungsi dalam penambahan gugus ke ikatan rangkap atau sebaliknya
5.      Isomerase: berfungsi dalam pemindahan gugus dalam molekul itu sendiri untuk menghasilkan isomernya
6.      Ligase: berfungsi membentuk ikatan kovalen dengan hidrolisis ATP
·         Gugus prostetik, kofaktor dan koenzim berperan penting dalam katalis.
Gugus prostetik adalah koenzim yang mengikat erat pada enzim. Gugus prostetik dibedakan berdasarkan intergasinya yang kuat dan stabil ke dalam struktur protein , melalui gaya-gaya kovalen atau nonkovalen. Kofaktor adalah senyawa / molekul baik organik maupun anorganik yang dibutuhkan untuk aktivitas enzim. Tidak seperti gugus prostetik yang terikat secara stabil, kofaktor berikatan secara reversibel dengan enzim atau subtrat.
Koenzim adalah  kofaktor yang berupa senyawa organik kompleks. Koenzim berfungsi sebagai pengangkut subtrat.
·         Sisi aktif enzim
Sisi aktif enzim adalah bagian enzim yang mengikat substrat, disebut juga sisi katalitik. Umumnya berbentuk celah atau kantung. Bentuk sisi aktif itu sama seperti substratnya. Emil Fischer mengibaratkan ikatan yang sepesifik antara enzim dengan subtartnya sebagai kunci dan anak kunci.
·         Enzim mempermudah diagnosis penyakit genetik
Contohnya deteksi restriction fragment length polymorphisms (RELP) memungkinkan kita melakukan deteksi prenatal berbagai penyakit herediter, seperti sel sabit, talasemia beta, fenilketonuria bayi, dan penyakit Huntington. Deteksi RELP melibatkan pemutusan DNA untai ganda oleh endonuklease restriksi, yang dapat mendektesi perubahan ringan pada DNA yang memmengaruhi tempat-tempat pengenalannya (recognized sities).

Peranan asam nukleat dalam sintesis protein
·         DNA
Informasi yang tersimpan dalam sekuens nukleotida DNA memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai sumber informasi bagi sintesis semua molekul protein sel dan organisme; kedua sebagai informasi yang diwariskan ke keturunan atau sel anak. Kedua fungsi ini memerlukan molekul DNA untuk berfungsi sebagai cetakan untuk transkripsi informasi ke dalam RNA dan untuk replikasi informasi ke molekul DNA anak.
·         RNA
Molekul-molekul RNA sitoplasmik yang berfungsi sebagai cetakan untuk sintesis protein (yang memindahkan informasi genetik dari DNA ke perangkat pembentuk protein) disebut RNA messenger atau mRNA. Banyak molekul RNA sitoplasmik lainnya (RNA ribosom, rRNA) memiliki peran struktural, yaitu ikut dalam pembentukan dan fungsi ribosom (organel sintesis protein) atau berfungsi sebagai molekul adaptor (RNA transfer, tRNA) untuk translasi informasi RNA menjadi sekuens spesifik polimer asam amino.
Sebagian molekul RNA memiliki aktivitas katalitik instrinsik. Aktivitas ribozim ini sering menyebabkan pemutusan suatu asam nukleat. Salah satu contoh adalah peran RNA dalam mengatalisis pengolahan transkrip primer suatu gen menjadi mRNA matur.
Biosintesis Purin Pirimidin
Purin dan pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, koenzim (NAD, NADP, ATP, UDPG). Inti purin dan pirimidin adalah inti dari senyawa
komponen molekul nukleotida asam nukleat RNA dan DNA.

·         Biosintesis Nukleotida Purin
Nukleotida purin dan pirimidin disintesis in vivo dengan kecepatan yang konsisten dengan kebutuhan fisiologis. Mekanisme intrasel mendeteksi dan meregulasi besarnya jumlah kompartemen nukleotida trifosfat (NTP), yang mengikat selama masa pertumbuhan atau regenerasi jaringan ketika sel-sel membelah dengan cepat. Penelitian awal mengenai biositesis nukleotida mula-mula menggunakan burung dan kemudian  Escherichia coli. Prekursor isotopik yang diberikan sebagai makanan bagi burung dara terbukti sebagai sumber dari setiap atom pada suatu basa purin dan memicu dilakukannya penelitian mengenai zat-zat antara dalam biosintesis purin.
Ada 3 proses yang berperan dalam biosintesis nukleotida purin yaitu: 1) sintesis dari zat antara amfibolik (sintesis de novo), 2)fosforibosilasi, 3)fosforilasi nukleosida purin.

Gambar 9. Biosintesis purin dan pirimidin


·         Biosintesis Nukleotida Pirimidin
Katalis reaksi awalnya adalah karbamoil fosfat sintase II sitosilik, suatu enzim yang berbeda dari karbamoil fosfat sintase II mitokondria yang berperan dalam sintesis urea. Karena itu perbedaan letak mini menghasilkan dua kompartemen karbamoil fosfat yang independent. PRPP salah satu zat yang berperan pada awal sintesis nukleotida purin akan ikut serta pada tahap yang jauh lebih belakangan dalam biosintesis pirimidin.
            Lima dari enam aktivitas enzim pertama dalam biosintesis pirimidin dilakukan oleh polipeptida multifungsional. Salah satu polipeptida ini mengatalisis tiga reaksi pertama dan memastikan bahwa karbamoil fosfat disalurkan secara efisien ke jalur biosintesis pirimidin.
                        Gambar 10. Biosintesis nukleotida pirimidin












DAFTAR PUSTAKA

Campbell NA, Reece JB, Mitchel LG.2004. Biologi edisi kelima Jilid III. Jakarta. Erlangga.
Juwono, Juniarto AZ. 2002. Biologi Sel. Jakarta. EGC
Sadler TW. 2009. Langman’s Medical Embriology 11th ed. Philadelphia. Lippincott Williams and Wilkins.
Triwibowo Y. 2005. Biologi molekular. Jakarta. Erlangga










            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar